PSK Online Diciduk, Wali Kota Bogor Nyamar Jadi Pria Hidung Belang


Wali Kota Bogor Bima Arya melakukan investigasi dengan menyamar sebagai pemesan perempuan lewat aplikasi online.

Mendapat respons dari wanita yang dipesan, tim Bima Arya kemudian langsung menuju ke salah satu kamar di lantai 18 Apartemen Bogor Valley, sekitar pukul 17.45 WIB pada Rabu (17/10/2018).

Ketika membuka pintu, Bima Arya dan tim mendapati dua wanita yang sedang tak mengenakan baju dnegan seorang pria, namun pria tersebut berhasil kabur.

Dilansir Tribun Video dari Tribunnews Bogor, satu dari dua wanita yang diduga terlibat dalam prostitusi online tersebut mengaku masih berstatus sebagai pelajar.

Hal itu terkuak saat Bima Arya menemukan bukti bahwa wanita tersebut menawarkan diri menggunakan aplikasi online.

BACA JUGA
 

Kemudian wanita itu mengelak bahwa perbuatan itu bukanlah dirinya yang melakukan.

"Iih itu mah teman aku, aku enggak tau, ini juga mau pulang kok, besok sekolah," katanya.

Namun Bima Arya meminta agar dua wanita itu diperiksa di Polsek Tanah Sareal Kota Bogor.

"Enggak jangan pulang dulu didata dan dibawa dulu ke polsek,"katanya.

Kedua wanita tersebut juga mengaku malayani lima pria dalam sehari.

Polisi Pasang Police Line di Lokasi Tanah Bergerak Bogor


Bogor News Info - Polisi pasang police line di lokasi tanah bergerak Bogor. Petugas juga akan membangun posko darurat guna memantau pergeseran tanah mengingat warga belum mengevakuasi diri.  
Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Rabu (24/10/2018), petugas gabungan BPBD dan Tagana Kabupaten Bogor kerja sama dengan aparat Polri dan TNI memasang garis batas.

Pasalnya memasuki hari ke ketiga, belum ada warga Desa Cijayanti, Babakan Madang, Bogor, yang bersedia meninggalkan permukiman meski sudah terdampak pergeseran tanah. Padahal retakan sudah mencapai 25 centimeter dengan panjang 200 meter. Kedalamannya bervariasi 1 hingga 3 meter.  
Pada garis batas tersebut, aparat juga akan membangun posko. Selain untuk pemantauan pergeseran tanah, petugas juga memberi rasa aman kepada warga sekitar.  
“Setiap hari terjadi pergeseran tanah yang signifikan ditambah semalam ada hujan. Jadi ada retakan baru,” ujar Petugas Tagana Kabupaten Bogor Aji Topik.  
Pergeseran tanah akibat peralihan musim kemarau ke penghujan mulai terjadi sejak Senin kemarin. Peregangan tanah membuat 26 bangunan rumah dan tempat ibadah menjadi retak.  (Karlina Sintia Dewi)