BOGOR NEWS INFO -- Upaya evakuasi dan pencarian korban longsor di Riung Gunung, jalur Puncak, Bogor, resmi dihentikan, Rabu (7/2). Sebab, berdasarkan hasil pencarian selama tiga hari belakang, belum ditemukan tanda-tanda keberadaan korban seperti yang disampaikan saksi mata.
Danrem 061 Bogor, Kolonel Inf Muhamad Hasan mengatakan, pemberhentian proses pencarian korban bukan berarti mengacuhkan laporan saksi mata. "Berdasar kenyataan di lapangan, kami belum menemukan tanda-tanda yang merujuk adanya korban, tuturnya saat ditemui di lokasi longsor," ujarnya.
Sebelumnya, Agus yang merupakan seorang sopir angkot mengklaim sempat melihat tiga pengendara motor di belakang mobilnya ketika tengah melintas di lokasi longsor. Ia bahkan mendengar teriakan minta tolong dari arah belakang.
Hasan menjelaskan, banyak faktor kemungkinan yang menyebabkan saksi mata mengklaim dirinya melihat hal tersebut. "Bisa saja karena trauma, tertekan akibat hampir jadi korban longsor," ucapnya.
Untuk proses berikutnya, Hasan mengatakan, akan dilimpahkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor sampai pekan depan. Selanjutnya, dilanjutkan pengerjaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memulihkan jalan terdampak longsor selama sekitar 10 hari.
Sampai sejauh ini, Hasan mencatat, longsor di jalur Puncak sudah menelan satu korban meninggal, satu kritis dan tiga orang selamat. "Kalau digabung dengan Cijeruk, berarti jadi enam meninggal," ucapnya.
Terkait penemuan rangka motor, Hasan memprediksinya sebagai sampah lama yang terbuang ke bawah karena longsor dan hujan. Selain itu, tidak ditemukan lagi benda yang mengindikasikan adanya korban longsor.
Kepada masyarakat, Hasan mengimbau untuk segera mengosongkan bangunan di tebing dan rawan longsor." Ke depannya, apakah harus direlokasi atau tidak, kewenangan pemda (pemerintah daerah)," katanya.
Source : http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/02/07/p3s1x6354-pencarian-korban-longsor-di-bogor-dihentikan
Danrem 061 Bogor, Kolonel Inf Muhamad Hasan mengatakan, pemberhentian proses pencarian korban bukan berarti mengacuhkan laporan saksi mata. "Berdasar kenyataan di lapangan, kami belum menemukan tanda-tanda yang merujuk adanya korban, tuturnya saat ditemui di lokasi longsor," ujarnya.
Sebelumnya, Agus yang merupakan seorang sopir angkot mengklaim sempat melihat tiga pengendara motor di belakang mobilnya ketika tengah melintas di lokasi longsor. Ia bahkan mendengar teriakan minta tolong dari arah belakang.
Hasan menjelaskan, banyak faktor kemungkinan yang menyebabkan saksi mata mengklaim dirinya melihat hal tersebut. "Bisa saja karena trauma, tertekan akibat hampir jadi korban longsor," ucapnya.
Untuk proses berikutnya, Hasan mengatakan, akan dilimpahkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor sampai pekan depan. Selanjutnya, dilanjutkan pengerjaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memulihkan jalan terdampak longsor selama sekitar 10 hari.
Sampai sejauh ini, Hasan mencatat, longsor di jalur Puncak sudah menelan satu korban meninggal, satu kritis dan tiga orang selamat. "Kalau digabung dengan Cijeruk, berarti jadi enam meninggal," ucapnya.
Terkait penemuan rangka motor, Hasan memprediksinya sebagai sampah lama yang terbuang ke bawah karena longsor dan hujan. Selain itu, tidak ditemukan lagi benda yang mengindikasikan adanya korban longsor.
Kepada masyarakat, Hasan mengimbau untuk segera mengosongkan bangunan di tebing dan rawan longsor." Ke depannya, apakah harus direlokasi atau tidak, kewenangan pemda (pemerintah daerah)," katanya.
Source : http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/02/07/p3s1x6354-pencarian-korban-longsor-di-bogor-dihentikan